One Day

 

Seru ya, kalau pergi haji sudah punya kemampuan berbahasa Arab. Jadi ketika imamnya sedang menangis tersedu-sedu, kita bisa tau hal apa yang sedang ditangisi. Ketika sedang diberi ceramah dengan menggebu-gebu, kita bisa ikut termotivasi. One day, Insya Allah 🙂

 

Kecopetan di Koantas Bima 509

Baiklah, ini kisah kecopetanku yang kedua. Kisah yang pertama bisa dibaca disini.

Dalam perjalanan ke Cikarang, aku menaiki bus Koantas Bima 509. Sekarang baru sadar kalau Koantas Bima sama Kopaja itu ternyata berbeda ^^. Di dalam bus (aku duduk di kursi tengah), ada pesan di Blackberry yang baru saja diberikan oleh seseorang beberapa bulan yang lalu. Kubalas pesan itu tanpa ada perasaan bahwa beberapa waktu kemudian benda itu akan hilang.

Sampai di tempat tujuan, aku bergegas untuk turun. Tapi ada bapak-bapak yang menahanku. Entah kenapa. Bapak-bapak itu memakai baju kantoran. Kemudian tiba-tiba ada bapak-bapak lagi dari arah belakangku yang berkata “Mbak, jilbabnya kotor..” sambil menepuk pundakku.

Ketika dia menepuk pundak, kupikir dia baik sudah mau membersihkan. Lagipula aku merasa jilbabku bersih-bersih aja. Tapi lama kelamaan tepukannya menjadi berlebihan dan tidak wajar. Hal ini membuatku marah dan melengok ke belakang sambil bilang “Udah pak nggak papa!”

Tiba di ujung pintu koantas, perasaan kecopetan seketika muncul. Kubuka bagian tas tempat menyimpan BB, dan benar… BB ku hilang.

Di pinggir jalan, masih kulihat bapak-bapak yang tadi menepuk pundak. Bapak itu langsung naik ke bus lain. Ingin sekali sebenarnya mengejarnya. Tapi aku kurang punya bukti. Mereka merampok secara berkelompok. Belum tentu bapak tadi yang memegang hasil curian.

Alhamdulillah, sebelum dicopet, aku telah memindahkan data yang bersifat pribadi ke dalam laptop. Jadi merasa sedikit aman. Untuk muslimah yang naik kendaraan umum, hati-hati ya.. Ternyata tidak semua orang itu baik. Biasanya seseorang yang kerepotan bawa barang, sedang pergi sendirian, atau kelihatan bawa barang yang mahal sangat mungkin untuk jadi incaran.

Hanya Allah sebaik-baik pelindung 🙂

 

Oktober

Saya lahir di bulan Oktober. Keluar dari rahim seorang ibu yang sangat sabar sambil menangis. Tak terasa sudah mau twenty something. Waktu cepat sekali berlalu 🙂

Saya pernah sekali merayakan ulang tahun. Saat masih sekolah dasar. Tahukah kawan pesta kecil-kecilan itu saya sendiri yang membiayai dari hasil tabungan. Dirayakan di rumah sama teman-teman sekolah. Haha.. 😀 Karena saya tau orang tua saya kurang setuju dengan perayaan ulang tahun, jadi.. ya.. saking pinginnya dibuat saja sendiri. Ujung-ujungnya, mungkin karena tak tega, mama ikut membantu dalam membuat makanan. Makasih ma… I’m sorry ma…

Yang namanya waktu, tak pernah bisa berkompromi. Ia juga penuh misteri. Entah sampai kapan manusia masih diberi kesempatan. Bila berbicara dengan yang lebih tua, hampir sama ucapan dari mereka: “Tak terasa…..”