Baiklah, ini kisah kecopetanku yang kedua. Kisah yang pertama bisa dibaca disini.
Dalam perjalanan ke Cikarang, aku menaiki bus Koantas Bima 509. Sekarang baru sadar kalau Koantas Bima sama Kopaja itu ternyata berbeda ^^. Di dalam bus (aku duduk di kursi tengah), ada pesan di Blackberry yang baru saja diberikan oleh seseorang beberapa bulan yang lalu. Kubalas pesan itu tanpa ada perasaan bahwa beberapa waktu kemudian benda itu akan hilang.
Sampai di tempat tujuan, aku bergegas untuk turun. Tapi ada bapak-bapak yang menahanku. Entah kenapa. Bapak-bapak itu memakai baju kantoran. Kemudian tiba-tiba ada bapak-bapak lagi dari arah belakangku yang berkata “Mbak, jilbabnya kotor..” sambil menepuk pundakku.
Ketika dia menepuk pundak, kupikir dia baik sudah mau membersihkan. Lagipula aku merasa jilbabku bersih-bersih aja. Tapi lama kelamaan tepukannya menjadi berlebihan dan tidak wajar. Hal ini membuatku marah dan melengok ke belakang sambil bilang “Udah pak nggak papa!”
Tiba di ujung pintu koantas, perasaan kecopetan seketika muncul. Kubuka bagian tas tempat menyimpan BB, dan benar… BB ku hilang.
Di pinggir jalan, masih kulihat bapak-bapak yang tadi menepuk pundak. Bapak itu langsung naik ke bus lain. Ingin sekali sebenarnya mengejarnya. Tapi aku kurang punya bukti. Mereka merampok secara berkelompok. Belum tentu bapak tadi yang memegang hasil curian.
Alhamdulillah, sebelum dicopet, aku telah memindahkan data yang bersifat pribadi ke dalam laptop. Jadi merasa sedikit aman. Untuk muslimah yang naik kendaraan umum, hati-hati ya.. Ternyata tidak semua orang itu baik. Biasanya seseorang yang kerepotan bawa barang, sedang pergi sendirian, atau kelihatan bawa barang yang mahal sangat mungkin untuk jadi incaran.
Hanya Allah sebaik-baik pelindung 🙂